Mayoritasulama hadits membolehkan riwayat bi al-ma‟na yang dilakukan oleh para perawi selain sahabat, dengan ketentuan: [15] a. memiliki pengetahuan bahasa Arab yang mendalam, b. dilakukan karena terpaksa, misalnya karena lupa redaksi sabda Nabi secara harfiah, c. yang diriwayatkan bi al-ma‟na bukan bacaan-bacaan yang bersifat ta‟abbudi Seorang Pendakwah Mengatakan Orang Tua Nabi di Neraka, Tanda Tidak Mengerti Ilmu Hadis Sekolah hadis onlineBeberapa tahun lalu ada pendakwah yang berceramah tentang status orang tua Nabi SAW di akhirat. Dalam ceramah itu dia mengatakan kedua orang tua Nabi masuk neraka. Pernyataan ini tentu menimbulkan kontroversi dan dianggap tidak beradab. Argumentasi yang digunakan pendakwah merujuk pada hadis riwayat Imam Muslimعن أنس أن رجلا قال يا رسول الله أين أبي قال في النار، فلما قفى دعاه، فقال إن أبي وأباك في النارArtinya“Sayyidina Anas menceritakan bahwa ada seorang laki-laki bertanya kepada Rasulullah. Wahai Rasulullah di mana ayahku’ Tanya laki-laki itu. Rasulullah menjawab, Di neraka’. Laki-laki itu langsung balik arah, dan Rasulullah SAW memanggilnya sembari berkata, Sesungguhnya ayahku dan ayahmu di neraka'”. HR MuslimDilihat dari kualitas sanadnya, hadis di atas shahih, apalagi diriwayatkan Imam Muslim. Seluruh rawinya kredibel dan silsilah sanadnya bersambung sampai ke Rasulullah SAW. Tapi hadis shahih mesti dipahami secara benar juga agar tidak menimbulkan kajian hadis, ada tiga tahapan yang harus ditempuh untuk memahami hadis pertama, memahami istilah-istilah hadis, dikenal dengan istilah ilmu musthalah hadis; kedua, ilmu takhrij hadis, ilmu untuk menentukan hadis ditemukan dalam kitab apa; ketiga, ilmu pemahaman hadis, atau disebut juga thuruq fahmil yang mengatakan orang tua Nabi di neraka tidak melakukan tiga tahapan di atas. Dia hanya menggunakan tahapan pertama saja. Tapi tidak menelurusi hadis-hadis lain semakna dan tidak mengkomparasikannya dengan al-Qur’an agar mendapat pemahaman yang benar. Kalau orang tua Nabi dikatakan di neraka, maka akan bertentangan dengan al-Qur’ al-Isra’ ayat 51 misalnya mengatakan sekelompok masyarakat yang hidup sebelum diturunkan Rasul tidak dibebankan taklif syariat. Artinya, mereka tidak bisa dikatakan sebagai penduduk neraka. Para ulama menyebut mereka sebagai ahlul fatrah, yaitu masa kekosongan dan Allah belum mengutus Rasul yang membawa syariat baru. Karenanya, mayoritas ulama menyimpulkan orang tua Rasulullah masuk dalam kategori ahlul fatrah dan keduanya tidak benar dikatakan masuk itu, mengingat pentingnya ilmu ini, el-Bukhari Institute sejak tahun 2016 membuka Program Sekolah Hadis dalam tiga Musthalah Hadis. Di sini peserta akan mendapatkan pemahaman terkait istilah-istilah dalam Ilmu Hadis seperti Mursal, Maudhu’, Maqthu’, Jarh dan Takhrij dan Analisis Sanad. Di sini peserta akan diajak untuk menelusuri sumber utama hadis dan bagaimana menentukan kualitas sebuah Thuruq fahm al-Hadits Metode Pemahaman Hadis. Di sini peserta akan mendiskusikan bagaimana metode-metode yang benar dalam memahami ini, el-Bukhari Institute kembali membuka sekolah hadis online dengan tiga level, yaitu kelas musthalah hadis, kelas ilmu takhrij hadis, dan kelas metode memahami hadis Nabi SAW.*Bagi yang ingin mengikuti program ini silahkan klik link ini
Ketikaitu Nabi Adam as. melihat seseorang tersebut yang diseret menuju neraka. Beliau segera menemui Rosulullah SAW yang berada dalam surga, dan berkata "Wahai Muhammad !!!". Rosulullah SAW pun menjawab "Selamat datang wahai bapak semua manusia !!!". Nabi Adam berkata "Sesungguhnya ada seseorang dari umatmu yang diseret menuju neraka
Jakarta - Perbuatan yang buruk tentu akan diganjar dengan keburukan pula. Demikian pula yang terjadi ketika anak berbuat durhaka kepada kedua orang tua. Bisa jadi kunci masuk neraka. Islam membawa ajaran yang penuh cinta dan kasih sayang. Termasuk kasih sayang seorang anak kepada orang tuanya yang menjadi kewajiban umat muslim. Ketika seorang anak melakukan durkaha kepada orang tua maka murka Allah SWT akan datang SWT berfirman dalam Al-Quran surat Al-Isra ayat 23-24 Surat Al-Isra ayat 23۞ وَقَضَىٰ رَبُّكَ أَلَّا تَعْبُدُوٓا۟ إِلَّآ إِيَّاهُ وَبِٱلْوَٰلِدَيْنِ إِحْسَٰنًا ۚ إِمَّا يَبْلُغَنَّ عِندَكَ ٱلْكِبَرَ أَحَدُهُمَآ أَوْ كِلَاهُمَا فَلَا تَقُل لَّهُمَآ أُفٍّ وَلَا تَنْهَرْهُمَا وَقُل لَّهُمَا قَوْلًا كَرِيمًاArab-Latin Wa qaḍā rabbuka allā ta'budū illā iyyāhu wa bil-wālidaini iḥsānā, immā yabluganna 'indakal-kibara aḥaduhumā au kilāhumā fa lā taqul lahumā uffiw wa lā tan-har-humā wa qul lahumā qaulang karīmāArtinya Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang Al-Isra Ayat 24وَٱخْفِضْ لَهُمَا جَنَاحَ ٱلذُّلِّ مِنَ ٱلرَّحْمَةِ وَقُل رَّبِّ ٱرْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانِى صَغِيرًاArab-Latin Wakhfiḍ lahumā janāḥaż-żulli minar-raḥmati wa qur rabbir-ḥam-humā kamā rabbayānī ṣagīrāArtinya Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah "Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil".Al Hafidz Ibnu Hajar dalam kitab Al Fath bab Uququl Walidain, menjelaskan maksud uququl walidaini adalah apa saja yang dapat menyakiti kedua orang tua yang dilakukan anaknya. Perkara ini meliputi perbuatan dan perkataan kecuali perbuatan syirik atau melakukan maksiat yang tidak ditentukan sebagai dosa kepada orang tua.Hubungan antara orang tua dan anak terkadang tidak selalu berjalan mulus. Ada saja konflik yang menyebabkan renggangnya hubungan orang tua dan anak. Namun sebaiknya, masing-masing saling introspeksi diri agar tidak merugikan di dunia maupun di buku Keajaiban Doa & Ridho Ibu oleh Mutia Mutmainnah, ada 11 perbuatan yang termasuk durhaka kepada orang tua1. Menyakiti fisik2. Menyakiti perasaannya3. Berkata 'Ah' dan mengeraskan suara4. Membicarakan keburukan orang tua5. Mencaci atau menjadi sebab dicaci orang6. Membelalakkan mata7. Bakhil8. Sangat membebani9. Tidak peduli dan menjauhi orang tua10. Tidak mengakui orang tua11. Berlaku zalim kepada orang tuaDiriwayatkan sebuah hadits, Rasulullah SAW bersabda"Siapa membuat kesedihan hati ibu dan ayahnya, maka dia telah durhaka kepada keduanya," HR. Thabrani dari Ja'far bin Muhammad As Sholah.Hindari melakukan perbuatan yang melukai hati orang tua. Bagaimanapun juga, doa orang tua termasuk dalam doa yang diijabah Allah SWT, sebagaimana hadits Rasulullah SAW"Tiga orang yang tidak akan tertolak doanya, yaitu doa orang tua bagi anaknya, doa orang yang berpuasa, dan doa musafir." HR Al-Baihaqy. Simak Video "Syakir Daulay Akhirnya Pulang dan Minta Maaf ke Orang Tua" [GambasVideo 20detik] dvs/erd
Dikarenakankemampuan dan ilmu beliau yang begitu luas tentang hadits Rasullah n, banyak dikalangan shahabat dan ulama yang memuji bel i au. Handhalah, putra dari Abu Sufyan menyebutkan bahwa kakek-kakeknya mengatakan tentang Abu Said Al Khudry : "dahulu bel i au (Abu Said) termasuk seorang yang paling faqih tentang hadits dari para shahabat. Al khatb juga menyatakan bahwa Abu Said termasuk
Pro kontra masalah status kedua orang tua Nabi akhir-akhir ini menjadi buah bibir media sosial. Sebagai seorang muslim, mari kita semua menimbangnya dengan dalil bukan dengan perasaan semata. Mari cermati dua hadits yang merupakan landasan dasar masalah iniDalil pertamaعَنْ أَنَسٍ أَنَّ رَجُلًا قَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَيْنَ أَبِيْ؟ قَالَ فِي النَّارِ. فَلَمَّا قَفَّى دَعَاهُ فَقَالَ إِنَّ أَبِي وَأَبَاكَ فِي النَّارِDari Anas, bahwasanya ada seorang laki-laki bertanya kepada Rasulullah, “Wahai Rasulullah, di manakah tempat ayahku yang telah meninggal sekarang berada?” Beliau menjawab, “Di neraka.” Ketika orang tersebut menyingkir, maka beliau memanggilnya lalu berkata, “Sesungguhnya ayahku dan ayahmu di neraka” HR. Imam Muslim dalam Shahîh-nya 203.Dalil Keduaعَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ a قَالَ زَارَ النَّبِيُّ n قَبْرَ أُمِّهِ فَبَكَى وَأَبْكَى مَنْ حَوْلَهُ فَقَالَ اسْتَأْذَنْتُ رَبِّي فِيْ أَنْ أَسْتَغْفِرَ لَهَا فَلَمْ يُؤْذَنْ لِيْ وَاسْتَأْذَنْتُهُ فِيْ أَنْ أَزُوْرَ قَبْرَهَا فَأُذِنَ لِيْ فَزُوْرُوْا الْقُبُوْرَ فَإِنَّهَا تُذَكِّرُ الْمَوْتَDari Abu Hurairah berkata, “Nabi pernah menziarahi kubur ibunya, lalu beliau menangis dan membuat orang yang berada di sampingnya juga turut menangis kemudian beliau bersabda, Saya tadi meminta izin kepada Rabbku untuk memohon ampun baginya ibunya tetapi saya tidak diberi izin, dan saya meminta izin kepada-Nya untuk menziarahi kuburnya ibunya kemudian Allah memberiku izin. Berziarahlah karena ziarah kubur dapat mengingatkan kematian.’” HR. Imam Muslim dalam Shahîh-nya 976–977.Syaikh Muhammad Nashiruddin al-Albani berkata mengomentari hadits ini“Ketahuilah wahai saudaraku seislam bahwa sebagian manusia sekarang dan sebelumnya juga, mereka tidak siap menerima hadits shahih ini dan tidak mengimani kandungannya yang menegaskan kufurnya kedua orangtua Nabi. Bahkan sebagian kalangan yang dianggap sebagai tokoh Islam mengingkari hadits ini berikut kandungannya yang sangat saya, pengingkaran seperti ini pada hakikatnya juga tertuju kepada Rasulullah yang telah mengabarkan demikian, atau minimal kepada para imam yang meriwayatkan hadits tersebut dan menshahihkannya. Dan ini merupakan pintu kefasikan dan kekufuran yang nyata karena berkonsekuensi meragukan kaum muslimin terhadap agama mereka, sebab tidak ada jalan untuk mengenal dan memahami agama ini kecuali dari jalur Nabi sebagaimana tidak samar bagi setiap mereka sudah tidak mempercayainya hanya karena tidak sesuai dengan perasaan dan hawa nafsu mereka maka ini merupakan pintu yang lebar untuk menolak hadits-hadits shahih dari Nabi. Sebagaimana hal ini terbukti nyata pada kebanyakan penulis yang buku-buku mereka tersebar di tengah kaum muslimin seperti al-Ghazali, al-Huwaidi, Bulaiq, Ibnu Abdil Mannan, dan sejenisnya yang tidak memiliki pedoman dalam menshahihkan dan melemahkan hadits kecuali hawa nafsu mereka ketahuilah wahai saudaraku muslim yang sayang terhadap agamanya bahwa hadits-hadits ini yang mengabarkan tentang keimanan dan kekufuran seseorang adalah termasuk perkara ghoib yang wajib untuk diimani dan diterima dengan bulat. Allah berfirmanالٓمٓ ﴿١﴾ ذَ‌ٰلِكَ ٱلْكِتَـٰبُ لَا رَيْبَ ۛ فِيهِ ۛ هُدًۭى لِّلْمُتَّقِينَ ﴿٢﴾ ٱلَّذِينَ يُؤْمِنُونَ بِٱلْغَيْبِ وَيُقِيمُونَ ٱلصَّلَوٰةَ وَمِمَّا رَزَقْنَـٰهُمْ يُنفِقُونَ ﴿٣﴾“Alif lâm mîm. Kitab al-Qur’an ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertakwa, yaitu mereka yang beriman kepada yang ghaib, yang mendirikan shalat, dan menafkahkan sebagian rezeki yang Kami anugerahkan kepada mereka” QS. al-Baqarah [2] 1–3وَمَا كَانَ لِمُؤْمِنٍۢ وَلَا مُؤْمِنَةٍ إِذَا قَضَى ٱللَّهُ وَرَسُولُهُۥٓ أَمْرًا أَن يَكُونَ لَهُمُ ٱلْخِيَرَةُ مِنْ أَمْرِهِمْ ۗ وَمَن يَعْصِ ٱللَّهَ وَرَسُولَهُۥ فَقَدْ ضَلَّ ضَلَـٰلًۭا مُّبِينًۭا ﴿٣٦﴾“Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mukmin dan tidak pula bagi perempuan yang mukmin, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan yang lain tentang urusan mereka. Dan barang siapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya maka sungguhlah dia telah sesat, sesat yang nyata” QS. al-Ahzâb [33] 36Maka berpaling darinya dan tidak mengimaninya berkonsekuensi dua hal yang sama-sama pahit rasanya. Pertama Mendustakan Nabi. Kedua Mendustakan para perawi hadits yang tatkala menulis ini, saya tahu betul bahwa sebagian orang yang mengingkari hadits ini atau memalingkan maknanya dengan maka yang batil seperti as-Suyuthi—semoga Allah mengampuninya—adalah karena terbawa oleh sikap berlebih-lebihan dalam mengagungkan dan mencintai Nabi, sehingga mereka tidak terima bila kedua orangtua Nabi seperti yang dikabarkan oleh Nabi, seakan-akan mereka lebih sayang kepada orangtua Nabi daripada Nabi sendiri!!!” Silsilah al-Ahâdits ash-Shahîhah no. 2592Sebenarnya ucapan para ulama salaf tentang aqidah ini banyak sekali. Namun, cukuplah kami nukil di sini ucapan al-Allamah Ali bin Sulthan Ali al-Qari,“Telah bersepakat para ulama salaf dan khalaf dari kalangan sahabat, tabi’in, imam empat, dan seluruh ahli ijtihaj akan hal itu kedua orangtua Nabi di neraka tanpa ada perselisihan orang setelah mereka. Adapun perselisihan orang setelah mereka tidaklah mengubah kesepakatan ulama salaf.” Adillah Mu’taqad Abi Hanifah fi Abawai Rasul, hlm. 84.Kalau ada yang mengatakan bahwa keyakinan/aqidah bahwa kedua orangtua Nabi di neraka termasuk kurang adab terhadap Rasulullah Shallallahu’alaihi jawabBeradab terhadap Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam yang sebenarnya adalah mengikuti perintahnya dan membenarkan haditsnya, sedang kurang adab terhadap Rasulullah adalah apabila menyelisihi petunjuknya dan menentang haditsnya. Allah berfirmanيَـٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ لَا تُقَدِّمُوا۟ بَيْنَ يَدَىِ ٱللَّهِ وَرَسُولِهِۦ ۖ وَٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ سَمِيعٌ عَلِيمٌۭ ﴿١﴾“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mendahului Allah dan Rasul-Nya dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui” QS. al-Hujurât 1Alangkah bagusnya perkataan Syaikh Abdurrahman al-Yamani tatkala mengomentari hadits ini, “Seringkali kecintaan seseorang tak dapat dikendalikan sehingga dia menerjang hujjah serta memeranginya. Padahal orang yang diberi taufik mengetahui bahwa hal itu berlawanan dengan mahabbah cinta yang disyari’atkan. Wallahul Musta’an”.Syaikh Abu Ishaq al-Huwaini berkata, “Termasuk kegilaan, bila orang yang berpegang teguh dengan hadits-hadits shahih disifati dengan kurang adab. Demi Allah, seandainya hadits tentang Islamnya kedua orangtua Nabi shahih, maka kami adalah orang yang paling berbahagia dengannya. Bagaimana tidak, sedangkan mereka adalah orang yang paling dekat dengan Nabi yang lebih saya cintai daripada diriku ini. Allah menjadi saksi atas apa yang saya ucapkan. Tetapi kita tidaklah membangun suatu ucapan yang tidak ada dalilnya yang shahih. Sayangnya, banyak manusia yang melangkahi dalil shahih dan menerjang hujjah. Wallahul Musta’an” Lihat Majalah at-Tauhîd, Mesir, edisi 3/Rabi’ul Awal 1421 hlm. 37.***Penulis Ust. Abu Ubaidah Yusuf As SidawiArtikel
Orangyang terkena penyakit ujub akan memandang remeh dosa-dosa yang dilakukannya dan mengang-gapnya bagai angin lalu. Nabi shallallahu 'alaihi wasallam telah mengabarkan kepada kita dalam sebuah hadits: "Orang yang jahat akan melihat dosa-dosanya seperti lalat yang hinggap di hidungnya, dengan santai dapat diusirnya hanya dengan mengibaskan tangan.
Orang tua dan anak-anaknya, Sumber PexelsAnak merupakan anugerah yang diberikan oleh Allah SWT. Namun, berkah tersebut disertai dengan tanggung jawab yang sangat besar. Sebab, orang tua harus memiliki pengetahuan dan kemampuan untuk mendidik anak agar tumbuh menjadi pribadi yang baik, pintar, dan taat buku Anak adalah Anugerah oleh Saat Sulaiman, dijelaskan bahwa akan ada berbagai masalah apabila orang tua tidak memiliki pengetahuan dan kemampuan yang cukup. Konsekuensi yang akan dihadapi jika anak tidak dididik dengan baik tak hanya dirasakan oleh keluarga atau anak itu sendiri, melainkan masyarakat secara anak yang tidak didik dengan baik banyak yang akhirnya terjerumus dalam perilaku tercela seperti seks bebas, narkoba, aksi kejahatan, dan lainnya. Itu sebabnya mendidik anak dengan benar sangat satu sumber ilmu bagi orang tua dalam mendidik anaknya bisa didapatkan melalui Hadits Rasulullah SAW. Berikut ulasan lengkapnya untuk menjadi pedoman para orang tua dan anaknya, Sumber PexelsKumpulan Hadits tentang Mendidik AnakBerikut adalah kumpulan hadits tentang mendidik anak yang dikutip dari buku 1100 Hadits Terpilih oleh Muhammad Faiz AlmathBerikan Anak Kasih Sayang“Cintailah anak-anak dan kasih sayangilah mereka. Bila menjanjikan sesuatu kepada mereka tepatilah. Sesungguhnya yang mereka ketahui hanya kamulah yang memberi mereka rezeki.” HR At-ThabraniOrang Tua Harus Bersikap Adil Kepada Anak“Bertaqwalah kepada Allah dan berlakulah adil terhadap anak-anakmu.” HR. Al Bukhari dan MuslimKeutamaan Mendidik Anak Perempuan dengan Baik“Barangsiapa yang mempunyai dua anak perempuan dan diasuh dengan baik maka mereka akan menyebabkannya masuk surga.” HR. Al BukhariPemberian Kepada Anak Harus Sama Rata“Sama ratakan pemberianmu kepada anak-anakmu. Jika aku akan mengutamakan yang satu terhadap yang lain tentu aku akan mengutamakan pemberian kepada yang perempuan.” HR. At-ThabraniOrang Tua Harus Menyuruh Anak Sholat“Suruhlah anak-anakmu shalat bila berumur tujuh tahun dan gunakan pukulan jika mereka sudah berumur sepuluh tahun dan pisahlah tempat tidur mereka putera-puteri." HR. Abu DawudOrang yang Tidak Mendidik Anak Dengan Baik akan Masuk Neraka“Ada tiga jenis orang yang diharamkan Allah masuk surga, yaitu pemabuk berat, pendurhaka terhadap kedua orang tua, dan orang yang merelakan kejahatan berlaku dalam keluarga merelakan isteri atau anak perempuannya berbuat serong.” HR. Annasai dan Ahmad“Tidak ada pemberian seorang ayah untuk anaknya yang lebih utama daripada pendidikan tata krama yang baik.” HR. At-Tirmidzi HaditsHadits Hadits Kewajiban Orang Tua Terhadap Pendidikan Anak; "Tiada suatu pemberian yang lebih utama dari orang tua kepada anaknya selain pendidikan yang baik. (HR. Al-Hakim). Ketika beliau SAW masuk menemuinya, maka beliau mendapatinya sedang diliputi (dikelilingi) keluarganya. Beliau SAW bertanya, Apakah ia telah meninggal

August 15, 2018 Mutiara Salaf 1,415 ViewsSUNGGUH ORANG TUA TIDAK AKAN MASUK SURGA !? Dari al-Hasan radhiallahu anhu dia berkata أَتَتْ عَجُوزٌ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَقَالَتْAda seorang nenek tua mendatangi Nabi shalallahu alaihi wasallam. Nenek itu pun berkata يَا رَسُولَ اللَّهِ، ادْعُ اللَّهَ أَنْ يُدْخِلَنِي الْجَنَّةَWahai Rasulullah Berdoalah kepada Allah agar aku dimasukkan ke dalam surga.? Maka beliau shalallahu alaihi wasallam mengatakan يَا أُمَّ فُلاَنٍ، إِنَّ الْجَنَّةَ لاَ تَدْخُلُهَا عَجُوزٌ.“Wahai Ibunya fulan sesungguhnya surga tidak akan dimasuki oleh nenek tua.”فَوَلَّتْ تَبْكِيWanita tua itu pun pergi sambil menangis.? Kemudian beliau pun mengatakan أَخْبِرُوهَا أَنَّهَا لاَ تَدْخُلُهَا وَهِيَ عَجُوزٌ إِنَّ اللَّهَ تَعَالَى“Sampaikanlah kepadanya bahwa wanita tersebut tidak akan masuk surga dalam kondisi sebagai nenek tua. Sesungguhnya Allah ta’ala berfirman إِنَّا أَنْشَأْنَاهُنَّ إِنْشَاءً فَجَعَلْنَاهُنَّ أَبْكَارًا عُرُبًا أَتْرَابًا“Sesungguhnya kami menciptakan mereka para bidadari dengan langsung. Dan kami jadikan mereka gadis-gadis perawan. Penuh cinta lagi sebaya umurnya.” Qs. Al-Waqi’ah 35-37__________________? HR. at-Tirmidzi dan Syaikh al-Albani menilainya sebagai hadits hasan dalam ash-Shahiihah no. Orang Tua Menuju Surga, Nenek Tua Tidak Ada yang Masuk Surga,orang tua masuk surga karena anaknya orang tua masuk surga karena doa anak cara anak perempuan membawa orang tua ke surga kisah orang tua masuk surga karena anaknya anak bisa menyebabkan orang tua masuk neraka apakah anak bisa membawa orang tua ke surga kisah anak yang menyelamatkan orang tuanya dari neraka agar orang tua kita masuk surga Check Also Perbaikilah Hidupmu Saat Malam Lailatul Qadr Ibnu Rajab al-Hanbali rahimahullah berkata, يا من ضاع عمره في لا شيء، استدرك … Penyebab Kerasnya Hati Ibrahim an-Nakha’i rahimahullah berkata ‏الإكثار من الكلام الذي لا حاجة إليه ‏يُوجب قساوةَ …

7Dosa orangtua kepada anak yang sering dilakukan tanpa Parents sadari. Tidak hanya anak yang bisa menjadi durhaka, orangtuapun bisa melakukannya terhadap anak. Berikut adalah 7 dosa orang tua kepada anak yang sering terjadi. Menjadi orangtua yang baik, tidak hanya memberikan kebutuhan sandang dan pangan serta rumah, namun juga memastikan anak
Masuk surga bisa bersama orang tua kita yang beriman, bahkan kalau anak kurang dalam beramal, keshalihan orang tua akan mengangkat anaknya. Ingat, asalkan beriman dan bertauhid. Allah Ta’ala berfirman, وَالَّذِينَ آمَنُوا وَاتَّبَعَتْهُمْ ذُرِّيَّتُهُمْ بِإِيمَانٍ أَلْحَقْنَا بِهِمْ ذُرِّيَّتَهُمْ وَمَا أَلَتْنَاهُمْ مِنْ عَمَلِهِمْ مِنْ شَيْءٍ ۚكُلُّ امْرِئٍ بِمَا كَسَبَ رَهِينٌ “Dan orang-oranng yang beriman, dan yang anak cucu mereka mengikuti mereka dalam keimanan, Kami hubungkan anak cucu mereka dengan mereka, dan Kami tiada mengurangi sedikitpun dari pahala amal mereka. Tiap-tiap manusia terikat dengan apa yang dikerjakannya.” QS. Ath-Thuur 21 Karena Iman dan Keshalihan Orang Tua Syaikh Abdurrahman bin Nashir As-Sa’di rahimahullah menjelaskan bahwa di antara kesempurnaan kenikmatan bagi penduduk surga, Allah menghubungkan antara keturunan yang beriman dengan orang tua mereka. Anak-anak tersebut akan dihubungkan dengan orang tuanya dalam keimanan walaupun keimanan anak-anak tersebut kurang, pen.. Lebih-lebih jika anak-anak tersebut memiliki iman yang lebih, tentu akan lebih selamat. Allah akan mengangkat derajat anak-anak tadi sederajat dengan orang tua mereka, walaupun keimanan mereka tidak bisa menggapai orang tuanya. Itulah balasan untuk orang tua mereka, sebagai karunia juga untuk orang tua mereka. Namun hal tersebut tidaklah membuat Allah mengurangi pahala amalan orang tua mereka. Demikian penjelasan Syaikh As-Sa’di dalam kitab tafsirnya, Taisir Al-Karim Ar-Rahman atau disebut pula Tafsir As-Sa’di. Apa yang Dimaksud Anak Mengikuti dalam Iman? Disebutkan dalam Tafsir Ath-Thabari dalam sebagian penjelasannya, yang dimaksud adalah mengikuti di atas tauhid dalam beriman. Bagaimana Jika Masuk Neraka? Apakah jika orang tua masuk neraka, anak akan ikut orang tua pula? Ingatlah antara surga dan neraka bukanlah dalam satu hukum yang sama. Neraka adalah tempat ditetapkannya hukum keadilan sedangkan masuk surga itu karena karunia Allah, pen.. Termasuk keadilan adalah Allah akan memberikan hukuman kepada seorang hamba karena dosa. Makanya dikatakan dalam ayat di atas bahwa amalan setiap orang akan tergadai. Artinya, setiap orang tidaklah mewariskan dosa pada lainnya dan seseorang tidaklah memikul dosa lainnya. Lihat penjelasan Syaikh As-Sa’di dalam kitab tafsirnya. Anak Jadi Penyejuk Mata di Surga Dalam Tafsir Al-Qur’an Al-Azhim karya Imam Ibnu Katsir, Ibnu Abbas radhiyallahu anhuma berkata, “Allah akan mengangkat derajat dari keturunan seorang mukmin, walaupun anak keturunannya kalah dalam beramal. Hal ini punya tujuan untuk jadi penyejuk mata bagi orang tuanya.” Apa Berkah Orang Tua dan Apa Manfaat dari Anak? Imam Ibnu Katsir rahimahullah menyatakan bahwa ayat ini menunjukkan bagaimanakah berkahnya amal orang tua terhadap anak. Adapun manfaat dari anak terhadap orang tuanya adalah ia terus mendoakan orang tuanya. Ada hadits dikeluarkan oleh Imam Ahmad dengan sanad shahih menurut Imam Ibnu Katsir dalam tafsir ayat ini, “Allah meninggikan derajat seorang hamba yang shalih di surga.” Lantas ia berkata, “Wahai Rabbku, apakah surga ini untukku?” Dijawab, “Engkau masuk surga berkat permintaan ampun dari anakmu untukmu.” Pelajaran yang Dipetik Anak akan ditolong dengan keshalihan orang tuanya, walau anak tersebut belum bisa menyamai keimanan orang tua. Berkah dari orang tua yang beriman dan shalih adalah bisa mengangkat derajat anaknya di surga sehingga sama derajatnya dengan orang tua. Berkah dari anak shalih adalah selalu mendoakan orang tua dengan doa ampunan. Sekeluarga bisa masuk surga dan sederajat asalkan beriman dan bertauhid. Setiap amal manusia tidak akan dikurangi dan disia-siakan. Setiap orang tergadai dengan amalnya, yaitu tidak akan menanggung dosa dari lainnya. Semoga setiap orang tua dibekali keimanan dan kita pun dikaruniai anak yang menjadi penyejuk mata. Wallahu waliyyut taufiq was sadaad, hanya Allah yang memberi taufik dan hidayah. Referensi Tafsir Ath-Thabari karya Ibnu Jarir Ath-Thabari, Tafsir Al-Qur’an Al-Azhim karya Ibnu Katsir, dan Tafsir As-Sa’di karya Syaikh Abdurrahman bin Nashir As-Sa’di, aplikasi di iPad dikeluarkan oleh — Ditulis saat menjelang Shubuh pada penerbangan pulang dengan Saudia Airlines, 13 Shafar 1440 H Senin, 22 Oktober 2018, perjalanan Jeddah – Jakarta Oleh Muhammad Abduh Tuasikal OJua0. 10 338 189 247 113 331 334 421 352

hadits orang tua masuk neraka karena anaknya